SUMEDANG,– Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Hj. Tuti Ruswati menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh dan peningkatan kinerja jajaran Sekretariat Daerah (Setda) menjelang akhir tahun 2025.
Hal tersebut disampaikan sekda saat apel pagi pasca libur panjang, Senin (29/12/2025), yang diikuti pejabat struktural, fungsional, hingga peserta PKL di lingkungan setda.
Dalam arahannya, sekda mengapresiasi tingkat kehadiran apel yang mencapai hampir 90 persen. Namun demikian, ia menekankan perlunya evaluasi tegas terhadap pegawai yang berulang kali tidak disiplin.
“Ketidakhadiran yang terus berulang harus dievaluasi. Disiplin itu menular, begitu juga sebaliknya. Jangan sampai menjadi toksik bagi yang bekerja dengan baik,” tegasnya.
Menjelang pergantian tahun, Sekda menyampaikan terima kasih atas kontribusi seluruh jajaran selama tahun 2025. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa Setda belum mencatatkan prestasi signifikan dalam sejumlah indikator strategis, seperti kinerja reformasi birokrasi dan inovasi daerah.
“Setda seharusnya menjadi yang terdepan. Pejabatnya lengkap, strukturnya kuat, tapi dalam penilaian kinerja dan inovasi justru belum terlihat. Ini menjadi autokritik bagi kita semua, termasuk saya sebagai pimpinan,” ujarnya.
Untuk tahun 2026, setda ditargetkan berkontribusi aktif dalam pengembangan inovasi daerah. Pemerintah Kabupaten Sumedang menargetkan pengiriman 200 inovasi ke pemerintah pusat, dengan kewajiban setiap bagian di Setda menyumbangkan minimal satu inovasi yang terverifikasi melalui Sistem Informasi Kompilasi Inovasi Terintegrasi (Si Komplit) milik Bappeda.
Sekda menekankan bahwa inovasi tidak harus sesuatu yang benar-benar baru. Pengembangan, peningkatan fitur, atau penyempurnaan sistem yang sudah berjalan juga dinilai sebagai inovasi.
“Yang penting ada eviden, ada SK, ada dokumentasi, dan dikerjakan dengan serius,” jelasnya.
Selain inovasi, perhatian juga diberikan pada kinerja dan disiplin kerja. Mulai tahun 2026, sistem absensi akan diperketat dengan pembatasan radius kehadiran maksimal 50 meter dari kantor.
Pegawai dengan tugas dinas dalam diwajibkan tetap melakukan konfirmasi dan mengikuti apel pagi.
Dalam hal kesejahteraan, Sekda mengingatkan bahwa Setda merupakan perangkat daerah dengan TPP tertinggi dibandingkan SKPD lain. Oleh karena itu, ia meminta agar kesejahteraan tersebut diimbangi dengan kinerja yang lebih optimal.
“Kita harus malu kalau tunjangan tinggi tapi kinerja belum masuk tiga besar,” ujarnya.
Terkait perencanaan tahun anggaran 2026, Sekda meminta para kepala bagian dan asisten terlibat langsung dalam penyusunan DPA, perencanaan pengadaan, serta penyerapan anggaran sejak awal tahun.
Menurutnya, ketepatan perencanaan akan sangat berpengaruh pada penilaian kinerja dan TPP.
Menutup arahannya, Sekda mengajak seluruh jajaran Setda untuk menyongsong tahun 2026 dengan semangat perubahan, inovasi, dan kolaborasi.
“Jadikan Setda lembaga yang paling terdepan, menjadi role model dan contoh bagi SKPD lain. Dari birokrasi yang tertata dan berintegritas, akan lahir pelayanan publik yang berkualitas dan berpihak pada rakyat,” pungkasnya. (hms/bon)












