TANAH BUMBU, – Minggu, 24 Agustus 2025, ada suasana yang menarik perhatian para pengguna lalu lintas di jalan nasional Pagatan–Banjarmasin saat melintasi Jembatan Betung di Jalan A. Yani Km. 235, Desa Betung, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Setiap pagi, suasana di sekitar jembatan ini selalu ramai.
Tampak terlihat, satu per satu kapal bagang bersandar di tepi dermaga, membawa hasil tangkapan semalam. Para nelayan tampak sibuk menurunkan keranjang berisi cumi-cumi, ikan, hingga udang segar, sementara pedagang dan pengepul sudah menunggu di darat untuk membeli hasil tangkapan mereka.

Rutinitas ini menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga sekitar. Deretan kapal kayu berwarna-warni di tepi sungai menandakan denyut kehidupan masyarakat pesisir yang menggantungkan mata pencaharian pada laut. Aktivitas nelayan ini telah menjadi bagian dari identitas Desa Betung.
Setiap sore, sekitar pukul 14.00 hingga 15.00 WITA, para nelayan mulai berangkat menuju bagang yang berada di tengah laut. Perbekalan, bahan bakar, dan kebutuhan semalam disiapkan dengan cermat sebelum kapal melaju ke perairan lepas.
Saat malam tiba, suasana laut menjadi semarak dengan cahaya lampu bagang yang dinyalakan untuk menarik ikan, cumi-cumi, dan udang. Di atas bagang, para nelayan bekerja tanpa henti, menebar dan menarik jaring berkali-kali hingga dini hari.

Hasil tangkapan pun sangat beragam. Selain cumi-cumi dan ikan kecil seperti bece-bece serta tembang, udang dan ikan karang juga kerap terjaring. Keberagaman ini membuat nelayan Desa Betung selalu memiliki hasil laut segar yang siap dipasarkan setiap harinya.
Menurut Hardi, salah satu juragan kapal bagang, hasil tangkapan bisa mencapai ratusan kilogram per malam.
“Kalau cumi rata-rata seratus kilo sehari. Kalau ikan bece-bece sama tembang bisa setengah ton sekali turun. Kadang ada udang juga, kalau lagi musim bisa banyak,” ujarnya sambil mengawasi awak kapal menurunkan keranjang berisi hasil laut ke tepi dermaga.

Keahlian mengoperasikan bagang ini diwariskan secara turun-temurun. Mayoritas nelayan di Desa Betung merupakan keturunan Bugis yang dikenal sebagai pelaut ulung. Kemampuan mereka membaca arah angin, arus laut, dan memahami musim tangkap menjadi kunci keberhasilan dalam mencari hasil laut.
Di perairan Pagatan, ratusan bagang berdiri kokoh di berbagai titik laut. Saat malam, lampu-lampu dari bagang tersebut tampak berkelip terang, menciptakan pemandangan memukau yang bisa terlihat jelas dari jalan nasional di pesisir Pagatan. Kilauan lampu-lampu itu menjadi pemandangan ikonik yang kerap memikat mata para pengendara yang melintas.
Setiap pagi, tangkapan yang baru dibawa ke darat segera dilelang atau dijual langsung kepada pedagang dan pengepul. Ikan-ikan segar tersebut kemudian didistribusikan ke pasar-pasar lokal di Tanah Bumbu bahkan ke luar daerah, menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.

Hardi menuturkan bahwa sebagian besar hasil tangkapan itu dikirim ke Pasar Pagatan.
“Biasanya setelah ditimbang, langsung kami kirim ke Pasar Pagatan. Dari sana nanti disebar lagi ke pasar lain atau ke pengepul besar,” kata Hardi. (Ag)
foto 5