BANDUNG,– Rencana perluasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti oleh Pemprov Jabar mendapat kritikan dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Buky Wibawa.
Buky menilai, perluasan tersebut dapat mengurangi luasan hutan dan juga merusak lingkungan akibat air limbah yang ditimbulkan.
“Kan air limbah TPA Sarimukti dialirkan ke sungai dengan kadar racun yang masih tinggi, ikan yang hidup di sungai saja mati,” kata Buky, Jumat (1/11).
Selain itu, Buky juga mengkhawatirkan adanya risiko ledakan akibat akumulasi gas metan hasil dekomposisi sampah oleh bakteri anaerob.
Dalam hal ini, menurut Buky, masyarakat sekitar dirugikan akibat kerusakan lingkungan karena perluasan tersebut.
“Perluasan TPA Sarimukti bukan solusi tepat dalam penanganan sampah. Kami lebih setuju terhadap solusi pengurangan sampah yang dimulai dari hulu atau rumah dengan cara memilah sampah organik dan anorganik, dengan edukasi yang terus dilakukan bagi masyarakat untuk mulai memilah sampah,” tandasnya.
Ditolak WALHI
Sebelumnya, rencana perluasan juga mendapat penolakan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI Jawa Barat.
Walhi juga menilai perluasan TPA bukan solusi mengatasi darurat sampah di Bandung Raya.
“Alasan yang mendasar bagi kami kenapa menolak, salah satunya yaitu TPA Sarimukti bukan salah satu TPA yang diprioritaskan sebagai tempat pembuangan akhir pada proses perencanaan di awal,” kata Direktur Eksekutif Walhi Jabar Wahyudin dalam keterangan tertulisnya, Selasa 29 Oktober 2024 lalu. (El)












