SUMEDANG — Pemerintah Kabupaten Sumedang terus memperkuat langkah strategis untuk mewujudkan Jatinangor sebagai City of Digital Knowledge, sebuah konsep Smart City berbasis kolaborasi pendidikan, teknologi, dan pertanian terintegrasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang Tuti Ruswati, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menyusun masterplan pengembangan kawasan Jatinangor yang menjadi bagian dari skala prioritas nasional.
“Kita akan meluncurkan Jatinangor City of Digital Knowledge dan prosesnya sedang berjalan. Visioning umumnya sudah dibuat, tapi detail perencanaan sedang kami matangkan bersama berbagai perguruan tinggi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ujar Tuti di Jatinangor, Sabtu (7/6/2025).
Sekda Tuti menyebutkan, pengembangan Smart City tidak hanya difokuskan di kawasan Jatinangor, tapi juga akan diperluas ke seluruh wilayah Kabupaten Sumedang.
Salah satu contohnya adalah kerja sama dengan Universitas Widyatama di kawasan Cileles Jatinangor di mana sedang dikembangkan proyek _integrated farming_ berbasis teknologi.
“Di Cileles ada lahan binaan seluas 1 hingga 2 hektare yang sedang kami kembangkan dengan pendekatan _smart e-fisery_ dan _artificial intelligence_ (AI) untuk budidaya lele serta agrobisnis dari hulu ke hilir. Ini bagian dari ekosistem Smart City Jatinangor,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir menjelaskan bahwa dirinya akan mewakili Sumedang dalam forum internasional di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Agustus mendatang untuk memaparkan konsep Jatinangor sebagai City of Digital Knowledge.
Forum tersebut merupakan bagian dari inisiatif ASEAN Smart City Network (ASCN) di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
“Pada Agustus (2025) nanti, Sumedang diundang ke Kuala Lumpur untuk memaparkan konsep _Jatinangor City of Digital Knowledge_. Hanya ada empat daerah dari Indonesia yang ikut serta yaitu Sumedang, Makassar, Surabaya, dan DKI Jakarta,” ungkapnya. (hms/bon)