PANGANDARAN,– Pantai atau laut menjadi salah satu buruan wisatawan yang ingin melepas penat ditengah hiruk pikuknya aktivitas sehari-hari.
Hal itu juga yang dilakukan Prokopim Setda Sumedang bersama wartawan Pokja Sumedang yang plesiran ke Pangandaran.
Lutfi Setia Rafsanjani (32) misalnya, wartawan kota tahu itu mengaku senang bisa duduk bertumpang kaki di atas katir perahu yang melaju di laut Pangandaran, Jawa Barat.
Sebab, di Sumedang tempat ia tinggal dan bekerja sehari-hari sebagai wartawan, tak bisa menemukan laut, apalagi menikmatinya.
Pada Sabtu (3/12/2022) sore, Lutfi bersama Kabag Prokopim Pemkab Sumedang, M. Yusup, dan sejumlah wartawan yang tergabung dalam organisasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumedang-Majalengka, Ikatan Wartawan Online (IWO) Sumedang, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumedang menumpang perahu dari pantai ke tengah laut.
Dengan mengenakan rompi pelampung warna oranye, sebagaimana yang lain pun mengenakannya, mereka menikmati eloknya pantai Pangandaran.
Bedanya, saat yang lain duduk di buritan, Lutfi memilih duduk di sayap kiri perahu. Di atas katir itu, rambutnya yang panjang tersapu angin laut. Udara anyir tersengat matahari, senyum Lutfi tanda bahwa ia menikmatinya.
Wartawan-wartawan dari Sumedang itu datang ke Pangandaran bersama rombongan Prokopim Setda Sumedang. Di antara pejabat yang turut serta adalah Wakil Bupati Sumedang, Erwan Setiawan.
Pemkab Sumedang memang mengajak para wartawan dari berbagai media massa cetak, online, televisi, dan radio itu untuk melepas lelah setelah setahun penuh memenuhi tuntutan-tuntutan jurnalistik di Sumedang.
“Teramat segar setelah mencium aroma laut. Laut adalah gairah agar sepulang dari sini kembali lebih semangat bekerja,” kata Lutfi.
Selain hanya berperahu dan berenang, wartawan dan jajaran di Prokopim Setda Sumedang juga melihat ikan-ikan saat snorkling atau selam permukaan.
Nanang Suherman atau karib disapa Wak Abas (60) satu di antara wartawan yang terlihat sangat antusias saat aktivitas menyelam. Ia menggapai karang di bagian laut yang terbilang dangkal.
“Seru sekali. Tak ada di Sumedang yang seperti ini,” katanya.
Namun, kejadian yang mengagetkan terjadi setelah aktivitas menyelam itu. Sekitar 15 menit seusai aktivitas menyelam, ada goyangan hebat terasa di Pangandaran.
“Gempa di Garut terasa sangat kencang di Pangandaran. Kaget,” katanya.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa di jarak 52 kilometer barat daya Kabupaten Garut. Gempa sendiri kekuatannya 6,4 skala richter.
“Kami selamat dari dari gempa tak kurang sesuatu apapun,” kata Wak Abas. (bn/istimewa)












