SORONG,– Penjabat Wali Kota Sorong, dr. Bernhard Eduard Rondonuwu, S.Sos., M.Si., menghadiri dan membuka kegiatan sosialisasi bertema “Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan dan Zoonosis”, Kamis (26/9).
Acara tersebut berlangsung di Kantor Dinas Pertanian Sorong, Klablim, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan peternak tentang pentingnya pengendalian penyakit hewan yang dapat menular ke manusia.
Dengan kode pos 98414, lokasi acara menjadi pusat perhatian bagi para peserta yang antusias. Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam upaya bersama mengatasi masalah penyakit hewan di wilayah Sorong.
Empat pemateri ahli dihadirkan untuk memberikan wawasan mendalam dalam bidang masing-masing. Frans Kambuaya, S.E., memaparkan materi tentang “Pembangunan Peternakan di Kota Sorong”, yang menyoroti potensi dan tantangan sektor peternakan lokal.
Selanjutnya, drh. Firdiana Krisnaningsih membahas “Sosialisasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), African Swine Fever (ASF), dan Classical Swine Fever (CSF)”, memberikan informasi terkini tentang penyakit yang mengancam ternak.
Pemateri ketiga, drh. Ermita Ting Ting Buntu, menyampaikan materi mengenai “Sosialisasi Penyakit Avian Influenza (AI) dan Rabies”, menekankan pentingnya pencegahan dan deteksi dini.
Terakhir, Kasmiati, S.Pt., membawakan materi tentang “Peran Penyuluh dalam Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan dan Zoonosis”, menggarisbawahi peran krusial penyuluh lapangan.
Materi yang disampaikan para ahli tersebut sangat relevan dengan kondisi terkini di Kota Sorong. Penyakit hewan dan zoonosis merupakan ancaman nyata yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat dan ekonomi daerah.
Dengan pemahaman yang baik, diharapkan peternak dan masyarakat dapat mengambil langkah preventif yang efektif. Selain itu, peran aktif penyuluh menjadi kunci dalam menyebarkan informasi dan edukasi kepada komunitas lokal.
Kolaborasi antara pemerintah, ahli, dan masyarakat menjadi fondasi penting dalam upaya pengendalian penyakit.
Pj. Wali Kota Sorong, dr. Bernhard Eduard Rondonuwu, mengharapkan para peserta dapat aktif bertanya dan berdiskusi selama sosialisasi berlangsung. Partisipasi aktif ini dianggap penting untuk memaksimalkan pemahaman dan implementasi materi yang disampaikan.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi dan komunikasi adalah kunci sukses dalam menghadapi tantangan penyakit hewan dan zoonosis. Dengan demikian, sosialisasi ini tidak hanya menjadi ajang pemberian informasi, tetapi juga wadah interaksi konstruktif antara pemerintah dan masyarakat.
Harapannya, melalui kegiatan ini, Kota Sorong dapat lebih siap dan tanggap dalam mengendalikan penyakit hewan demi kesejahteraan bersama. (Abas)