SUMEDANG,– Puluhan warga yang sedang berkerumun di pinggir jalan, tepatnya di Dusun Marongge Kecamatan Tomo, dibubarkan Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir. Saat itu, Dony tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Posko Check Point Tolengas dan Jatigede, Senin (27/4/2020).
Kerumunan tersebut ternyata warga setempat yang hendak melaksanakan tahlilan di rumah tetangganya. Tak satu pun dari mereka yang mengenakan masker dan masing-masing tidak menjaga jarak.
Bupati memohon kesadaran warga agar segera pulang ke rumah dan melaksanakan tahlilnya di rumah masing-masing saja.
“Tadi saya tanya warga yang berkumpul tersebut ternyata akan melaksanakan Tahlillan. Saya minta yang tahlil seperti tadi untuk waktu-waktu sekarang doanya di rumah masing-masing. Silakan tahlilan kalau kondisi sudah normal, karena saat ini tidak normal (adanya wabah Virus Corona, red),” ucap Dony usai melaksanakan Sidak.
Bupati pun segera memanggil Ketua RW setempat agar meminta warganya tetap di rumah sesuai aturan PSBB.
“Tadi Pak RW-nya sudah menyanggupi tahlilan dihentikan. Doanya akan dilaksanakan di rumah masing-masing,” imbuh Dony.
Dari Check Point C gerbang masuk pintu Timur Tolengas Perbatasan Sumedang-Majalengka, sidak dilanjutkan ke Jatigede dan berakhir di Desa Krisik Jatinunggal, perbatasan Majalengka.
Menurut bupati, khusus di Chek Point C Tolengas perbatasan Sumedang-Majalengka, pergerakan kendaraan sudah mulai menurun.
“Saya lihat sudah sangat sedikit sekali. Berarti ini setidaknya menunjukkan sebuah keberhasilan, karena telah menurunkan pergerakan transportasi,” katanya.
Bupati juga menilai, Chek Point di perbatasan sudah tegas. “Tadi saya lihat petugas betul-betul memutar balikkan kendaraan yang tidak sesuai dengan tujuan di PSBB ini,” katanya.
Bupati dalam arahannya meminta kepada para petugas yang berjaga agar memperketat pintu masuk menuju Kabupaten Sumedang.
“Kami tegaskan PSBB di Kabupaten Sumedang akan sangat ketat, disiplin dan tegas. Kami ingin cepat selesai sehingga kehidupan normal kembali. Jika longgar dan tidak disiplin, akhirnya akan berjalan lama dan banyak korban,” ujar dia.
Ia menerangkan, sebagai bukti bahwa di Sumedang PSBB diberlakukan ketat dan tegas yaitu kendaraan yang bisa masuk hanya yang bertujuannya sesuai dengan delapan sektor yang dikecualikan seperti untuk sembako, kesehatan, energi, dan lainnya, serta mematuhi protokol kesehatan.
“Dari luar plat Sumedang yang masuk ke Sumedang semuanya harus putar balik, tidak boleh masuk, kecuali delapan sektor yang diperbolehkan,” tegasnya.
Bupati berharap dapat mendisiplinkan warga dengan cara patroli kewilayahan di 43 chek point yang ada.
“Kami efektifkan keberadaan Check Point A, B, dan C dalam sosialisasi kepada masyrakat agar keluar rumah harus pakai masker, tidak ada kerumunan lagi, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun,” ucapnya.
Dikatakan, Forkopimda yang dibagi ke dalam enam Tim Monev semuanya terjun untuk memastikan bahwa semua chek point telah berjalan dengan efektif dan menjalankan tugasnya dalam menjaga pergerakan arus orang dan barang.
“Karena PSBB ini dikatakan berhasil kalau setidaknya 30% arus transportasi orang dan barang ini berkurang. Jadi kita batasi dengan 43 chek point dan patroli kewilayahan,” katanya.
Dalam Sidak tersebut, Bupati didampingi Direktur RSUD Aceng Sholahudin dan Kabag Humas dan Protokol Asep Tatang Sujana. (bn/bs)