SUMEDANG,– Jatinangor National Flower Park (Jans Park) Sumedang direncanakan buka pada Desember tahun ini. Kabar itu dibenarkan PIC (Person in Charge) Jans Park, Masrial, kepada wartawan di Jatinangor, Senin (31/10/2022).
“Saat ini pembangunan Jans Park mencapai 65 persen, Insha Allah kita di 80 persen sudah dibuka. Pokoknya sebelum tahun baru 2023,” kata Masrial.
Marsial menyebutkan, Jans Park Jatinangor memiliki luas lokasi jauh lebih besar dari D’ Castello Ciater Subang yang juga dikelolanya. Bahkan, tiketnya pun jauh lebih murah dari taman nasional bunga lain.
“Kalau tiket sendiri rencananya akan disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Di Jatinangor mungkin di Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per orang diluar wahana permainan. Kalau permainan anak anak bayar lagi. Khusus di awal buka, kita berikan diskon menjadi Rp.25 ribu per orang,” ujarnya.
Karena luas lokasi wisata mencapai 7.5 hektare, lanjut Masrial, diperkirakan bisa menampung sebanyak 8000 unit mobil baik besar maupun kecil. Dengan perkiraan daya tampung pengunjung sehari mencapai 15.000 Orang.
Kelebihan Jans Park dengan taman bunga nasional lain, yakni akses exit Tol Cisumdawu dari arah Jakarta maupun Bandung. Kemudian, exit tol Purbaleunyi, Garut dan Tasikmalaya. Juga didukung kawasan pendidikan Jatinangor diharapkan mampu mendobrak okupansi pengunjung.
“Selain itu kita ada wahana seluncuran, korcel, kora-kora, komedi putar, kincir angin, spot foto dan green house aneka bibit tanaman. Juga di dalam green house ada tempat makan yang bersih dan nyaman. Tak kalah penting, pemandangan lapangan golf BGG dan juga pegunungan Manglayang juga udara segar dari Kiarapayung Jatinangor,” paparnya.
Terkait modal investasi, dirinya mengatakan untuk membangun arena wisata taman bunga itu menelan biaya sebesar Rp65 Miliar. Sementara, itu BGG (Bandung Giri Ghana Golf) hanya memiliki lahan dan asset menjadi milik BGG apabila BGG membayar utang dan membayar jasa ke Jans Park.
“Jadi kita ngemodal, membangun, dan mengelola. Lahannya milik BGG, nanti kalau sudah lunas, biaya pembangunan, operasional dan jasa, kita serahkan ke BGG dan menjadi asset BGG,” pungkas Marsial. (Abas)