JANGAN sia-siakan dan sangat disayangkan jika bulan suci Ramadhan berlalu begitu saja tanpa menghasilkan apa-apa. Pasalnya, bulan Ramadhan itu benar-benar nikmat, penuh berkah, bulan pengampunan, termasuk bulan rekonsiliasi dan bulannya silaturahmi sesama warga.
Itulah barangkali secara langsung terasakan di bulan suci Ramadhan ini. Betapa tidak, meski puasa baru tiga hari, begitu nikmatnya buka puasa dengan air putih hangat disusul makan takhil candil “ngariung” dengan keluarga. Begitu ke mesjid, sebelum solat magrib berjamaah, babak-bapak, marbot dan peserta sanlat “barakecrakan” dengan nikmat dan riang menyantap takjil yang dikirim dari warga secara bergiliran.
Begitu tiba solat Isya, mesjid pun yang hari-hari biasanya “kosong molongpong” paling banter 1 shaf, kini penuh oleh ratusan jemaah bapak-bapak, ibu-ibu, karang taruna dan anak-anak. Begitu pula usai sholat Isya berjamaah dilanjut dengan kultum secara bergiliran dari sejumlah ustaz dan tokoh masyarakat, mesjid pun kian semarak.
Begitu kultum dan usai tarawih berjamaah digelar, ratusan jemaah tidak langsung pulang. Mereka bertatap muka dan bersalaman serta bersilaturhmi dengan hangat dan akrab. Maklum sebagian warga se komplek yang tadinya 2 atau 3 bulan bahkan berbulan-bulan tak bersua, paling bersua di dumay, di mesjid bisa bertatap muka dan bersalaman dengan solat Isya dan taraweh berjamaah.
Itulah yang terjadi di bulan Ramadhan di Komplek Griya Bukit Manglayang RW 21 (GBM 21) Desa Cinunuk, Kec. Cileunyi, termasuk juga di tempat lain. Apakah kondisi ini dan semaraknya Mesjid Al Mukhlisin hanya terjadi pada Bulan Ramadhan atau pasca-Ramadhan mesjid sepi kembali dan tak ada silaturakhmi serta kebersamaan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya dan kembali ke kita masing-masing.
Dr. Deni K Yusup saat kultum mengatakan, Bulan Suci Ramadhan itu, bulan penuh berkah, bulan penuh nikmat dan bulan pengangpunan.
“Islam itu rahmatan lil alamin dan Bulan Ramadhan ini harus dijadikan momentum untuk instropeksi diri atas kekurangan kita masing-masing. Jadikan Bulan Ramadhan momentun menuju Komplek GBM 21 yang “genah, merenah, tumaninah,” kata Deni yang juga Sekretaris RW GBM 21 saat memberikan di sebelum tarawih digelar di Mesjid Al Mukhlisin GBM 21, Rabu (8/5) malam.
Sementara itu, Pembina DKM Al Mukhlisin, Drs. H. Ajam Mustajam didampingi Ketua DKM Al Mukhlisin, H. Faizal Fikri berharap semaraknya mesjid Al Mukhlisin GBM 21 di Bulan Suci Ramadhan ini harus semarak pula pascaRamadhan.
“Bahkan semaraknya mesjid jangan hanya sepekan atau 2 pekan, sudah mamasuki “lilikuran” mesjid sudah mhulai ditinggal jemaah. Mari kita semarakkan mesjid saat Ramadhan dan pasca Ramadhan,” harap Ajam didampungi Ketua RW GBM 21, Yayan Sofyan.
Terkait kegiatan dalam menyemarakan Mesjid Al Mukhlisin dalam mengisi bulan duci Ramadhan ini, menurut Faisal Fikri, telah disusun sejumlah kegiatan. Di antaranya, seperti biasa untuk mengisi kultum bergiliran sejumlah ustaz dan tokoh masyarakat tampil, tadarusan, sanlat dengan kelompok umur dan setiap hari pukul 10.00 hingga selesai ibu-ibu Majelis Taklim gelar tadauran di mesjid.
“Kami pun selaku DKM mengucapkan terima kasih kepada warga GBM 21 yang telah mengirim takjil secara bergiliran ke mesjid,” kata Faizal Pikri.
Artikel ini ditulis Kang Yayan S, tokoh masyarakat Cileunyi, Kabupaten Bandung.