SUMEDANG – Tokoh masyarakat, agama, adat, pemuda dan beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) se-Kab. Sumedang, Jawa Barat membubuhkan tanda tangan dalam pernyataan sikap cipta kondisi kondusif pada tahapan Pilkada Serentak 2018 di Kab. Sumedang.
Penandatanganan dipusatkan di Graha Asia Plaza Sumedang, Kamis, (1/2/2018).
Pada kegiatan yang diinisiasi Kapolres Sumedang dan jajarannya itu, bupati dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kab. Sumedang lain berikut dari unsur KPUD dan Panwaslu Sumedang turut membubuhkan tanda tangan pernyataan sikap dengan disaksikan segenap tamu undangan, seperti para pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumedang serta tiga pilar tingkat kecamatan, yakni camat, babinsa dan bhabinkamtibmas.
Kapolres Sumedang AKBP Hari Brata, S.IK mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi dalam kurun waktu tahun 2017. Hasilnya, Sumedang berada pada zona merah, yang mengandung arti angka kriminalitas di Kab. Sumedang cenderung meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Hasil evaluasi yang ada tentu harus diwaspadai, terlebih tahun 2018 ini merupakan tahun digelarnya pilkada serentak yang dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kondusifitas yang telah terjaga dengan baik, khususnya di Kab. Sumedang,” papar Hari.
Selama tahun 2017, kata dia, situasi keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Sumedang mulai menggeliat dengan ditandai meningkatnya angka kriminalitas.
“Oktober lalu merupakan entry point dalam hal perpolitikan di Sumedang, sebab di bulan tersebut KPU telah mengeluarkan kalender pilkada,” bebernya.
Atas dasar itu, pada kesempatan tersebut, menjelang pelaksanaan pilkada serentak di Kab. Sumedang dirinya mengajak seluruh komponen yang ada di lingkungan Kab. Sumedang untuk menyatukan sikap menjaga wilayah Sumedang agar tetap kondusif.
“Berdasarkan catatan memang Sumedang ini adem ayem. Namun demikian, kita jangan sampai terlena. Sampaikan ke seluruh rekan-rekan masyarakat agar tetap waspada dan hati-hati, khususnya seperti saat menjelang pilkada.”
“Mari kita jadikan pernyataan sikap ini sebagai pedoman dan landasan kita bersama dalam rangka pilkada,” imbuhnya.
Senada dengan Kapolres, Dandim 0610 Sumedang, I Made Mertha Yassa turut mengimbau seluruh warga masyarakat agar tetap menjaga kondusifitas yang ada di wilayah, serta jangan terlena dengan keadaan Sumedang yang selama ini terkenal tentram.
“Banyak yang bilang di Sumedang tidak ada sejarah terjadinya konflik. Tapi, penyataan itu tetap harus kita waspadai karena dari masukan yang diterima, kita (Sumedang) merupakan salah satu kabupaten yang rawan, khususnya dalam pelaksanaan pilkada 2018,” ujar Made.
Dirinya menegaskan kepada seluruh warga Kab. Sumedang agar jangan khawatir, karena pihaknya yang dalam hal ini TNI-POLRI akan selalu siaga dalam menjaga keamanan dan ketenteraman di wilayah Kab. Sumedang.
“Dari data, Sumedang termasuk daerah rawan dalam penyelenggaraan Pilkada 2018, saya minta jangan timbul kekhawatiran yang berlebihan di masyarakat, karena kami selalu siap untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Mari kita bersinergi untuk bersama-sama menjaga agar Sumedang tetap kondusif dalam penyelengaraan pilkada,” katanya.
Menyikapi banyaknya pesan perihal situasi menjelang pelaksanaan pilkada di Sumedang, Bupati Sumedang H. Eka Setiawan mengaku, meski suhu politik di wilayahnya meningkat, tapi kondisi yang terjadi di tengah masyarakat dinilainya masih ada dalam keadaan kondusif.
“Memang, menjelang pilkada tahun ini suhu politik di sini (Sumedang) sudah meningkat. Tapi, terlihat masyarakatnya tenang-tenang saja. Hal ini mengindikasikan masyarakat Sumedang sudah dewasa.”
“Walaupun tadi kata Pak Dandim dan Pak Kapolres Sumedang merupakan daerah rawan dalam menggelar pilkada, tapi saya harap Sumedang tetap ada dalam keadaan kondusif. Mari kita sama-sama bersepakat agar Sumedang tetap kondusif sehingga pembangunan yang sedang berjalan tetap berlanjut,” pungkas Eka.
Reporter: Abas










