Karawang,-Selasa 22 Agustus 2023 jam 09.00 Wib bertempat di ruang Vicon, Polres Karawang Polda Jabar Gelar Press realese Kasus tawuran antar pelajar yang terjadi di jalan raya Kutagandok Dusun Krajan, Desa Kutagandok, Kecamatan Kutawaluya.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Ibrahim Tompo S.I.K., M.Si mengapresiasi kerja keras Kapolres Karawang Polda Jabar sehingga berhasil mengamankan pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia beberapa waktu lalu yang terjadi di jalan raya Kutagandok Dusun Krajan, Desa Kutagandok, Kecamatan Kutawaluya, berhasil ditangkap jajaran Satreskrim Polres Karawang Polda Jabar.
Para pelaku yakni MHY (17) dan dan inisial D yang menjadi Daftar Pencarian Orang berstatus pelajar warga Dusun Sukajaya, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta.
Sedangkan korban berinisi KS (17) seorang pelajar yang merupakan warga Dusun Jati Udik, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat.
Kapolres Karawang Polda Jabar AKBP Wirdhanto Hadicaksono. S.I.K.,M.Si mengungkapkan awal mula kejadian, di mana korban dan pelaku terlibat tawuran yang masing-masing pelaku dan korban adalah pelajar SMP.
Pada saat terjadinya tawuran tersebut kubu pihak lawan kalah dalam aksi tawuran tersebut dan pada saat korban akan berusaha kabur akan tetapi korban terjatuh dan pada saat terjatuh dua pelaku melakukan pembacokan masing-masing 1 kali kebagian kepala belakang korban kedua pelaku tersebut
“Dengan menggunakan senjata tajam jenis gosir (golok sisir), korban mengalami luka robek dibagian kepala belakangnya,” ungkapnya.
Kemudian korban dibawa ke RSUD Karawang. Setelah mendapat penanganan oleh pihah rumah sakit, dokter menyatakan korban meninggal dunia pada pukul 22.45 Wib.
Dari kejadian tersebut, Polisi berhasil mengamankan beberapa barang bukti, seperti 1 baju korban, 1 jaket korban, 1 celana SMP korban serta golok sisir yang digunakan oleh pelaku.
“Pelaku dikenakan Pasal 80 Ayat 3 UU RI No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, sesuai dengan Laporan Polisi Nomor dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tutupnya.