BANDUNG, — Hiruk pikuk Pilkada serentak yang diselenggarakan oleh parpol mulai menggema. Tujuan nya mencari simpati seluas-luasnya agar masyarakat yang mempunyai hak pilih simpati untuk memilih calon diusungnya.
Namun, dalam proses ini, dalam dunia politik parpol yang representatifnya diwakili oleh pengurus parpol berikut kadernya tentunya harus menarik masyarakat, terutama dari sikap dan performa lainnya.
Namun, harapan itu dari pantauan kegiatan di pekan ini, ditemukan kondisi yang bersebrangan pasalnya, kader partai dalam even itu justru berperilaku arogan .
“Jika hal ini dibiarkan di sebagian masyarakat akan muncul antipati bahkan tindakan jauh mereka akan golput ” ungkap aktivitis Jabar, Agus Satria dalam keterangan pers, Sabtu (20/7/2024).
Agus, mengatakan ada dua kegiatan yang kami pantau, pertama kegiatan deklarasi pemilu damai untuk kelompok rentan, dengan menggunakan tempat di rood top DPRD Jabar.
Dalam kegiatan tersebut, tercatat ada dua calon balon walikota yang hadir yaitu Arfi dan Dandan Riza Wardana.
Dalam kegiatan tersebut, sempat ada percikan cekcok antara panitia dan media. Menurut panitia ini acara tertutup. Sementara salah satu media yang ada disana mengatakan jika kegiatan ini tertutup mengapa menggunakan sarana publik yang nota bene sarana yang terbangun dari hasil uang dari rakyat seperti melalui pajak yang dipungut.
Sehubungan dengan temuan itu Agus mengatakan suasana pilkada serentak dengan menghadirkan bakal calon kepala daerah, tidak realistis, pasalnya momen seperti itu merupakan kondisi untuk memperkenalkan para calon kepada masyarakat.
Suasana ekslusif dalam sosialisasi pilkada mencerminkan pendidikan politik yang dibangun oleh parpol gagal, dalam arti belum berhasil menata pendidikan politik yang sesungguhnya setidaknya di kader parpol mereka sendiri.
Agus, menambahkan pemantauan kedua di kegiatan tempat lain pada waktu yang sama yaitu deklarasi calon walikota bandung dari Partai Gerindra, yaitu eks ajudan capres terpilih .
Di even kegiatan itu, ada kejadian keluhan warga yaitu ada aksi mencopetan smartphone dengan kualitas bagus.
Sebagai aktivitis, sempat menanyakan tanggapan ke salah satu media yang lagi ada di sana. Menurutnya, kejadian ini sangat ironis karena pada awal masuk saya saja diminta untuk di luar dulu.
Menurut insan pers itu, saya sudah lalu lalang ke partai ini sejak berdiri, baru ada pengurus yang seperti itu dan lihat wajahnya juga wajah baru di partai berlambang burung Garuda.
Jadi , jelas Agus jelang Pilkada serentak ini agar parpol yang mengusung calon mendapatkan simpati di masyarakat harus memperbaiki kualitas perilaku kepada seluruh masyarakat tanpa kecuali.
“jangan harap hingar bingar kegiatan serta Janji politik muluk-muluk bisa menggaet simpati masyarakat” ujar Agus.
Lanjut Agus, seyogyanya partai politik memberikan contoh kepada masyarakat. Sebagai alat perjuangan rakyat mencapai kekuasaan sesuai ideologinya demi mencapai keadilan dan kesejahteraan sesuai UUD 1945
“Namun ruang eksistensi masyarakat akhir akhir ini menjadi barang langka yang diperjuangkan oleh mereka. Jaminan Kepastian hukum bagi masyarakat tak pernah jadi prioritas. Jaminan perlindungan sosial menjadi komiditi anggaran,”tandasnya. **