CIREBON,- Memasuki akhir tahun pelajaran, sejumlah sekolah kerap memungut biaya acara perpisahan pelepasan siswa kelas 9. Akibatnya, beberapa para orang tua murid mengeluh. Terlebih biayanya cukup besar serta ditengah masa sulit pandemi COVID-19.
Pungutan ini diduga terjadi di salah satu sekolah favorit, SMPN 6 Cirebon, Jawa barat. Besarnya pungutan uang perpisahan tersebut Rp875 ribu per siswa dari jumlah seluruh kelas 9 mencapai sekitar 330 siswa dari 10 kelas. Besarnya anggaran yang cukup fantastis itu rencana sekolah akan mengadakan perpisan atau menggelar acara di salah satuh hotel di wilayah Cirebon. Namun dalam situasi pandemi COVID-19 pihak sekolah akhirnya membatalkan kegiatan tersebut.
Meski sudah jelas dibatalkan, pihak sekolah diduga tidak mengembalikan uang yang sudah dibayar oleh orangtua murid, dengan alasan ada kegiatan lain, namun tidak disebutkan.
“Kalau itu memang hasil kesepakatan dari para wali murid tidak ada masalah. Tapi persoalannya pihak sekolah terkadang menentukan besaran iuran kepada siswa. Itu yang membuat kami keberatan. Apalagi dalam kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini. Tidak hanya itu, meski acara utama untuk perpisahan tidak jadi, tapi pihak sekolah tidak mengembalikan uang yang sudah masuk dengan alasan untuk kegiatan lain,” ujar salah satu wali murid yang meminta tidak ditulis namanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 6 Cirebon, Hj. Aniyati, M.Pd melalui Wakesek Nurhadi menerangkan, meski sempat awalnya tidak mengakui adanya pungutan tersebut, akhirnya mengaku dan membeberkan pungutan itu.
“Ia pak, disini kami untuk kelas 9 ada 10 kelas, perkelas jumlahnya bervariasi ada yang 33-35 siswa. Untuk masalah uang perpisahan, betul sejumlah Rp875 ribu per siswa. Disini pihak sekolah sudah rapat musyawarah dengan semua orangtua, wali murid dan komite sekolah. Sepakat besarnya uang perpisahan dan yang lain-lain adalah Rp875 ribu jatuhnya per siswa,” ungkapnya.
“Kalau untuk acara kegiatan pentas seni (pensi) betul ditiadakan mengingat pandemi COVID-19 yang saat ini semuanya dibatalkan, termasuk sewa gedung, hotel, sound sistem, tenda tarub dan lain-nya, dialihkan dengan kegiatan lain, diantaranya membuat album kenangan Rp185 ribu, membuat map ijazah Rp75 ribu dan kami juga menggunakan kurir untuk mengantarkan ijazah langsung ke semua rumah masing-masing murid,” tambahnya.
Sementara itu, Komite SMPN 6 Cirebon, Agus juga mengatakan semua sudah dimusyawarahkan serta ada berita acaranya dengan orangtua murid dan setuju dengan besarnya uang perpisahan dan lainya Rp875 ribu.
“Namun acara kegiatan tersebut dibatalkan mengingat situasi sekarang yang tidak memungkinkan. Dan jujur kalau untuk perubahan acara, kami pihak sekolah atau komite belum musyawarah lagi dan belum membuat berita acara,” ucapnya. (One-to)