ADIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, – Kegiatan konservasi bahan galian merupakan bagian kebijakan pengelolaan bahan galian yang memiliki fokus pada optimalisasi manfaat dan minimalisasi dampak negatif usaha pertambangan. Khususnya dampak terhadap kelestarian lingkungan.
Dalam kerangka optimalisasi manfaat bahan galian terdapat upaya, pemeliharaan, proteksi, penambangan dan pengolahan serta peningkatan nilai tambah terhadap bahan galian tersebut.
Sedangkan dalam upaya meminimalisir dampak negatif akibat penambangan dan pengolahan bahan galian, menurut anggota Komisi IV DPRD Jabar Jajang Rohana harus ada upaya pemantauan dan pengawasan pada usaha penambangan, khususnya yang berakibat langsung terhadap kelestarian fungsi lingkungan.
Pengelolaan bahan galian di sisi hulu, dari saat eksplorasi hingga penambangan dan nilai tambah mineral di sisi hilir pada tahapan pengolahan, perlu mendapat perhatian. Sehingga pemborosan atau penyia-nyiaan terhadap mineral di masa mendatang harus dihindari.
“Maka kebijakan dan pengaturan aspek konservasi perlu mendapat perhatian dan segera diformulasikan. Ini sebagai bentuk pengendalian terhadap adanya eksplorasi tambang,” ujar Jajang kepada patrolicyber.com.
Menuut Jajang, konservasi sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dalam pengertian pengelolaan bahan galian. Seperti diketahui bahwa konservasi ini, tugas yang melibatkan banyak pihak. Tetapi dalam penerapannya sampai saat ini masih banyak menemukan kendala-kendala.
Bahan galian merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan, sehingga pengelolaan bahan galian harus diwujudkan secara bijaksana, efektif dan efisien. Agar diperoleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas, serta untuk mencegah terjadinya penyia-nyiaan bahan galian tersebut.
Pengelolaan bahan galian di sisi hulu, dari saat eksplorasi hingga penambangan dan nilai tambah di sisi hilir pada tahapan pengolahan perlu mendapat perhatian.
Sehingga untuk di masa mendatang, lanjut Jajang harus dicegah dan dihindari terjadinya penyia-nyiaan terhadap sisa bahan galian. Termasuk perlunya penerapan konservasi secara maksimal.
“Saat ini penerapan aspek konservasi bahan galian di bidang usaha pertambangan, baik yang berskala besar maupun berskala kecil, masih minim penerapannya,” papar Jajang. (Dudi)