SORONG,– Penjabat Wali Kota Sorong, Dr. Bernhard Eduard Rondonuwu, S.Sos., M.Si., memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Sorong, Rabu (22/1).
Acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Sorong, Kapolresta Sorong Kota, para asisten dan staf ahli wali kota, serta pimpinan OPD. Selain itu, Dinas P2KB dan Dinas Kesehatan juga hadir untuk memaparkan laporan dan strategi.
Dalam rapat ini, Pj Wali Kota menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor demi menurunkan angka stunting di Kota Sorong. Beliau meminta seluruh pihak untuk aktif mendukung program ini.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota menyampaikan tiga poin utama untuk mempercepat penanganan stunting. Fokus pertama adalah validasi data ibu hamil, menyusui, dan balita yang menjadi dasar penentuan kebijakan tahun 2025.
Ia menekankan bahwa akurasi data sangat penting agar program dapat menyasar kelompok yang membutuhkan. Pj Wali Kota juga meminta perbaikan pendataan di beberapa distrik dan kelurahan yang belum lengkap. Selain itu, beliau mengusulkan keterlibatan pihak swasta atau masyarakat untuk menjadi orang tua asuh melalui program CSR.
Keterlibatan masyarakat dalam program ini juga menjadi sorotan utama. Pj Wali Kota menyatakan bahwa stunting adalah masalah bersama yang memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
Ia mengajak masyarakat, tokoh adat, hingga lembaga swasta untuk terlibat aktif. Menurutnya, keberhasilan program ini hanya dapat dicapai melalui sinergi yang solid.
Selain itu, beliau mengingatkan bahwa edukasi kepada masyarakat adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi anak.
Komunikasi intensif dengan masyarakat juga menjadi salah satu poin yang dibahas dalam rapat ini. Pj Wali Kota meminta dinas terkait untuk memperbanyak sosialisasi agar masyarakat memahami peran penting mereka dalam program penurunan stunting.
Ia menekankan bahwa informasi yang jelas akan membantu masyarakat berkontribusi secara maksimal. Selain itu, dinas terkait diminta untuk menggunakan pendekatan yang lebih inklusif agar program ini dapat diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dinas Kesehatan dan Dinas P2KB memaparkan capaian program penurunan stunting tahun sebelumnya dalam rapat ini. Beberapa kendala operasional juga diidentifikasi untuk segera dicarikan solusinya.
Strategi baru dirumuskan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses. Pj Wali Kota mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang telah terlibat. Namun, beliau juga menegaskan pentingnya peningkatan usaha agar target tahun 2025 tercapai.
Rapat koordinasi ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama untuk mempercepat penurunan angka stunting. Pj Wali Kota menegaskan bahwa keberhasilan program ini merupakan tolak ukur efektivitas pemerintah daerah dalam melayani masyarakat.
Ia juga meminta semua pihak untuk memprioritaskan langkah strategis yang telah dirumuskan demi keberhasilan program ini. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan penanganan stunting di Kota Sorong berjalan optimal.
Pj Wali Kota mengajak seluruh pihak untuk menjadikan anggaran tahun 2025 sebagai momentum perubahan. Ia menekankan bahwa setiap rupiah yang dialokasikan harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, Kota Sorong optimis dapat mencapai target penurunan stunting dan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang. (Abas)