SUMEDANG,– Bencana alam berupa gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sebanyak empat kali, memantik keprihatinan banyak pihak.
Pimpinan Ponpes Asy-Syifaa Wal Mahmudiyyah, Abuya KH Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi MA, mengatakan bahwa gempa ini harus dianggap sebagai peringatan dari Allah.
Menurut Abuya, gempa bukanlah bencana alam semata, tetapi merupakan tanda kehendak Allah. Ia menyarankan dan menekankan pentingnya membaca ayat kursi, bismillah, dzikir laqod jaakum, dan surat al-qodr sebagai bentuk perlindungan dari musibah.
“Musibah ini tidak akan menimpa suatu kaum kecuali karena kaumnya itu sendiri. Oleh karena itu, Buya mengajak umat Islam untuk tidak lupa kepada Allah dan Rasulullah, terutama di malam tahun baru,” ujar Abuya, saat ceramah doa bersama taun baru di Masjid Agung Sumedang, Minggu (31/12) malam.
Abuya menyebut, pengajian dan dzikir di malam tahun baru diharapkan dapat menyadarkan umat Islam akan pentingnya mengingat Allah, serta menjauhkan diri dari perilaku yang menyimpang.
“Dengan kembali kepada Allah, umat Islam dapat mendapatkan keselamatan, keberuntungan, kebahagiaan, dan kemuliaan,” katanya.
Meskipun Abuya tidak memiliki urusan dengan petasan dan perayaan, ia menegaskan bahwa perhatian utamanya adalah keselamatan umat.
“Buya mengajak umat Islam untuk bersama-sama berdoa, bersyukur, bertaubat, dan beristighfar, serta tidak menunggu musibah lebih besar sebagai peringatan dari Allah,” tandasnya. (Abas)