• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Patroli Cyber
Advertisement
  • Home
  • Ekonomi
  • TNI-Polri
  • Hukum
  • Nasional
    • Regional
  • Olahraga
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • PARLEMEN
  • Kronik
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • TNI-Polri
  • Hukum
  • Nasional
    • Regional
  • Olahraga
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • PARLEMEN
  • Kronik
No Result
View All Result
Patroli Cyber
No Result
View All Result
  • Regional
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • TNI-Polri
  • Hukum
  • Kronik

Beranda » Uchok Sky Khadafi, “Indonesia Maju, Bersih Korupsi Desa & Sampah Desa”

Uchok Sky Khadafi, “Indonesia Maju, Bersih Korupsi Desa & Sampah Desa”

red cyber by red cyber
2020-02-13
in Featured, Kronik
0
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA,– “Iya bang, saya tahu itu. Menyedihkan ya. Disaat Dana Desa yang diberikan Presiden Jokowi terus naik, jumlah korupsinya pun terus naik. Kalau tidak salah, ada lebih 250 kasus Dana Desa yang merugikan Negara hingga Rp 170-an milyar,” demikian Uchok Sky Khadafi, Direktur Eksekutif  CBA-Center For Budget Analysis, kepada patrolicyber.com Rabu (12/2/2020) disela kegiatannya.

Dia yang dikenal sebagai aktivis ini memang selalu dan akan menjadi musuh koruptor, baik dari tingkat desa hingga pusat dan  sudah pilihan hidupnya. Dia menikmati semua itu sebagai bahkan dari ‘amar maruf nahi munkar’. Dan, itulah sebabnya, dia tak segan-segan mengkritisi kebijakan pemerintah dan siapapun yang dinilai menyimpang.

“Saya tidak bisa berdiam diri, jika ada yang menyimpang. Saya harus bicara, tidak bisa diam apapun resikonya,” kata pria yang akrab dipanggil Uchok tersebut.

Uchok memang dikenal sebagai sosok yang konsisten. Kritik pedasnya menjadi momok bagi para pengguna anggaran dan lainnya. Kritiknya membuat telinga mereka panas. Termasuk aparat pemerintah dan juga legislatif yang kena ‘semprot’ jika melanggar aturan penggunaan anggaran, baik Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Kritikannya juga bukan asal bunyi karena dia mengantongi data atas apa yang dikritisi.

Uchok menambahkan lagi, sektor pemerintahan dan infrastruktur menjadi ladang basah korupsi Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD).

Baca juga :  Diinisiasi Kesbangpol, Jajaran Pemkab Sumedang Ikuti Capacity Building

“Anggarannya ada, tetapi klisenya adalah minimnya pengawasan dan akuntabilitas pelaksanaan program di desa sehingga menjadi faktor utama korupsi dana desa. Sejak tahun 2015 presiden Jokowi sangat concern dalam penguatan ekonomi desa dan pembangunan infrastruktur Desa,maka Dana Desa pun dinaikan setiap tahun.

Tahun 2019-2020 anggaran Dana Desa mencapai Rp 70 triliun, meningkat 16,67 % dari tahun sebelumnya. Anggaran DD berasal dari APBN dan dimulai sejak 2015, sementara ADD bersumber dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan jumlah minimal sebesar 10 % dari Dana Alokasi Umum dan Dana bagi hasil. Keduanya sumber pendapatan asli desa. Maka kedua postur anggaran tersebut rawan dikorupsi oleh kepala desa dan perangkat desanya.

“Dalam Dana Desa, memang saya belum melihat ada anggaran khusus untuk penanggulangan sampah, yang ada itu untuk sanitasi, reboisasi, dan infrastruktur kalau tidak salah ya. Sedangkan jika sampah tidak dimanage dengan baik dimulai dari tingkatd, itu bisa menjadi bencana Nasional,” ujarnya.

Contoh kecil, kata dia, sungai-sungai, saluran air,  waduk, situ, embung dan bendungan penuh dengan sedimen sampah, maka jalur atau distribusi air bisa tidak baik. Otomatis air akan meluap ke daratan, selain menggenangi desa sekitar sebagian masuk perkotaan.

“Ibu Kota Jakarta kerap banjir karena manajemen sampahnya minim, ditambah kiriman sampah melalui sungai dari desa kabupaten/kota lain sekitarnya. Di Ibu kota ada perdanya itu waktu jaman Jokowi menjadi gubernur. Karena keprihatinan dari produksi sampah Ibukota sekitar 6000 ton/hari, yang dibuang ke sungai sekitar 2.000-3.000 ton. Ada denda Rp 5-50 juta itu bagi pelanggarnya. Saya tidak mengikuti lagi bagaimana endingnya. Saya juga tidak paham sejauh apa sampah Ibukota berhasil diadded-point-kan, sehingga sampah Ibukota menjadi sahabat warga. Salah satu contoh lagi, banjir bandang Desa Cipanas, Lebak, Banten itu akhirnya diketahui salahsatunya akibat sedimen sampah dari hutan sekitar. Termasuk  akibat penambangan liar, dan sebagainya,” urainya.

Baca juga :  Perangi Corona Anggota Kompi 2 Yon A Por Kembali Semprot Disinfektan di Tempat Pendidikan

Masih kata Uchok, saat ini ada lebih 74.000 desa seluruh Indonesia, sedangkan jumlah BUMDes-nya belum sampai 7000 desa.  Sampah desa itu bisa menjadi sahabat jika ada manajemen tepat guna sehingga bisa dimaksimalkan sebagai satu cara memberdayakan ekonomi warga desa yang mana akan juga mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di desa, dan BUMDes  adalah salah-satu solusinya.

“Iya, saya belum data berapa gubernur, bupati dan walikota yang telah punya perda soal sampah ini, dalam arti pencegahan dan optimalisasi sampah sebagai added-point ekonomi desa. Tapi saya yakin belum banyaklah yang serius soal ini. Kedepan, anggaran untuk program pemberdayaan sampah desa Itu harus  disediakan minimal 20-30% dari Dana Desa. Lalu diawasi penggunaannya, dan itu menjadi kerja kita bang: CBA, Pers dan LSM yang perduli terhadap Dana Desa dan Sampah Desa. Angka 20-30% itu angka minimal, lebih dari Itu berarti lebih baiklah,” demikian Uchok mengakhiri.

Benar saja, Uchok memang selalu menjadi monster menakutkan bagi para koruptor. (PpRief/RL)

Previous Post

Di Jabar, Destinasi Pariwisata Banyak Belum Miliki Payung Hukum

Next Post

Yuyus Yusuf: PPDI Jangan Menjadi Polemik Berkepanjangan

BeritaTerkait

Ekonomi

142 Ribu Pensiunan Baru Bisa Ambil Dana Pensiun TASPEN di Kantor Pos

2025-07-03
Featured

Bupati Sumedang Ungkap BKAD Penggerak Integritas Keuangan dan Pembangunan Daerah

2025-07-03
Featured

Gelar Walk-In Interview, Pemkab Tanah Bumbu Dorong Putra Daerah dalam Kesempatan Kerja

2025-07-03
Featured

Tanam Mangrove di Kawasan Pesisir, Bupati Tanah Bumbu Ikuti Peringatan HUT Ke-67 Kodam VI/Mulawarman

2025-07-03
Featured

Sertijab Kepala SD Percobaan Penuh Haru

2025-07-03
Featured

Bupati Sumedang Dampingi KDM Jemput Usep di Kejari Sumedang

2025-07-03
Next Post

Yuyus Yusuf: PPDI Jangan Menjadi Polemik Berkepanjangan

No Result
View All Result

Berita Terkini

Lewat Travel Dialog & Table Top, Solo-Bandung Perkuat Sinergi Wisata

2025-07-03

142 Ribu Pensiunan Baru Bisa Ambil Dana Pensiun TASPEN di Kantor Pos

2025-07-03

Bupati Sumedang Ungkap BKAD Penggerak Integritas Keuangan dan Pembangunan Daerah

2025-07-03

Gelar Walk-In Interview, Pemkab Tanah Bumbu Dorong Putra Daerah dalam Kesempatan Kerja

2025-07-03

Tanam Mangrove di Kawasan Pesisir, Bupati Tanah Bumbu Ikuti Peringatan HUT Ke-67 Kodam VI/Mulawarman

2025-07-03
Patroli Cyber

Patrolicyber.com - Membangun Bangsa Indonesia

Jl. Ahmad Yani No. 262 (Lt.2 Komp. Stadion Sidolig) Kota Bandung
Email: redaksipatrolicyber@gmail.com

  • Home
  • Ekonomi
  • TNI-Polri
  • Hukum
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • PARLEMEN
  • Kronik

Patrolicyber.com © 2020 MFC

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • TNI-Polri
  • Hukum
    • Kronik
  • Nasional
    • Regional
  • Olahraga
  • Politik
    • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Patrolicyber.com © 2020 MFC