KAB. BANDUNG,– Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku bersyukur karena pelaksanaan pelatihan teknis dengan tema “Integritas dan Budaya Kerja” dengan pesertanya para kepala SMPN se-Kabupaten Bandung berlangsung sukses dan lancar.
Hal itu diungkapkan Bupati Dadang Supriatna saat menghadiri penutupan pelatihan teknis bagi Kepala SMPN di lingkungan Pemkab Bandung yang dilaksanakan di Hotel Puri Khatulistiwa Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Jumat (2/8/2024). Pelatihan teknis ini dilaksanakan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bandung.
“Saya merasa bangga dan bersyukur karena pelatihan ini telah berlangsung dengan sukses dan lancar. Kegiatan ini bukan hanya merupakan sebuah kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi juga sebagai upaya strategis dalam memperkuat integritas dan budaya kerja di lingkungan pendidikan Pemkab Bandung,” tutur Bupati Bandung.
Kepala sekolah, imbuhnya, sebagai pemimpin dan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan arah dan kualitas pendidikan.
“Oleh karena itu, penguatan integritas dan budaya kerja yang baik adalah hal yang mutlak diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan produktif,” tuturnya.
Dadang Supriatna mengungkapkan sebagai bagian dari komitmen Pemerintahan Kabupaten Bandung terhadap peningkatan kualitas pendidikan, pemerintah telah menyusun beberapa program strategis yang diharapkan dapat mendukung upaya dalam memajukan dunia pendidikan.
“Seperti program pengembangan kompetensi kepala sekolah dan guru seperti yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi para kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerial, pedagogis dan juga teknologi pendidikan,” ungkapnya.
Dadang Supriatna, yang akrab disapa Kang DS, mengatakan, menyikapi kondisi hari ini, mengucapkan terima kasih kepada para kepala sekolah, yang mana bisa keluar dari zona nyaman.
“Kita ketahui sebelum saya mimpin dulu masih banyak isu-isu yang berkeliaran. Tetapi pada hari ini, dan saya juga apresiasi kepada seluruh para kepala sekolah isu-isu tersebut sudah terhapus dan insya Allah akan lebih baik lagi di masa yang akan datang,” sebut Bupati Bedas ini.
Tentunya, kata Kang DS, merupakan suatu komitmen, yang mana dulu ia masih menemukan kepala sekolah takut oleh wartawan karena urusan BOS (bantuan operasional sekolah).
“Tapi hari ini saya lihat perkembangannya sudah mulai membaik, sehingga tidak ada lagi pungli-pungli yang berkeliaran di wilayah sekolah Kabupaten Bandung,” ucapnya.
“Ini membuktikan integritas itu penting. Jadi salah satu tanggungjawab pimpinan sekolah, lebih cenderung kepada visi misi Pemerintah Kabupaten Bandung. Dan diharapkan kedepan setiap kepala sekolah membuat visi dan misi di sekolah masing-masing,” imbuh Kang DS.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini berharap kepada Kabid BKPSDM Kabupaten Bandung dipersilahkan untuk bekerjasama, apabila para kepala sekolah ini mempunyai visi dan misi sehingga tercapai sesuai visi dan misi lokal di sekolahnya masing-masing.
“Saya kira perlu ada suatu penghargaan atau reward. Dalam konteks strategi dan juga pola kepemimpinan, kalau kepemimpinan yang saya harapkan adalah kepemimpinan servant leadership (pemimpin sebagai pelayan),” katanya.
Di dalam servant leadership, imbuhnya, ada yang namanya leadership transformasional dan leadership transaksional.
Dijelaskannya, pemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memberikan motivasi pada bawahannya untuk bekerja secara maksimal dalam mencapai tujuan, sedangkan kepemimpinan transaksional merupakan sikap pemimpin yang membimbing dan memotivasi pengikutnya dengan memberikan penghargaan atas hasil kerja mereka.
“Dalam konteks leadership transaksional, bukan kategori menyangkut masalah uang. Tapi dalam konteks leadership transaksional itu adalah lebih mengedepankan reward dan punishment,” tutur Kang DS.
Maka, kata dia, BKPSDM sesuai dengan perintah yang disampaikan, bahwa semua pegawai Pemerintah Kabupaten Bandung ini untuk terus diberikan capacity building.
“Kenapa? Karena kondisi hari ini tidak bisa disamakan dengan 10 tahun lalu. Kondisi hari ini pasti selalu ada perubahan-perubahan. Baik tata cara, manajerial, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Menurutnya, BKPSDM sudah ada kewenangannya dalam menentukan dan memberikan reward dan punishment.
“Bukan hanya kepada para kepala sekolah saja, tapi kepada seluruh ASN Kabupaten Bandung. BKPSDM mempunyai kewenangan untuk memberikan sanksi apabila ada sesuatu hal yang melanggar dalam peraturan Perundang-undangan,” katanya.
Kang DS berharap dengan sudah dilaksanakannya bimbingan teknis ini, yang tentunya capacity building untuk para kepala sekolah dari hari Rabu (31/7/2024) sampai hari Jumat (2/8/2024) ini, bisa menghasilkan suatu ilmu yang bisa diterapkan.
“Bukan hanya mendapatkan keilmuan dari nara sumber waktu pemaparan saja, tetapi bisa diimplementasikan. Apalagi kondisi hari ini mohon diingatkan dan disampaikan kepada guru-guru pengajar yang mana setiap guru ini harus bisa lebih mempersiapkan diri. Jangan sampai guru kalah oleh murid,” tuturnya.
Karena saat ini sudah tidak bisa dihindari masalah digitalisasi. Salah satu contoh di Kabupaten Bandung saat ini sudah berubah, katanya, yang tadinya manual, dan konvensional.
“Tapi saat ini sudah mulai berubah, baik itu dalam konteks e-office, termasuk dalam konteks data yang lain-lainnya. Ini sudah mulai ada perubahan,” ujarnya.
Ia pun berencana mengundang seluruh guru di Kabupaten Bandung untuk memutuskan apakah DHE (daftar hadir elektronik) perlu dikaji ulang atau disempurnakan atau misalkan pengecualian untuk para guru.
“Kabar baik memberikan harapan untuk guru-guru kita. Tetapi nanti ada suatu metode, supaya DHE ini tidak berlaku untuk para guru. Nah penggantinya seperti apa, ini lagi saya kaji dan mudah-mudahan tetap semangat apapun keputusan bahwa ini untuk kemajuan untuk peningkatan kualitas pendidikan, untuk anak-anak kita,” tuturnya.
Kang DS berharap setelah anak-anak selesai sekolah, mempunyai ilmu yang bermanfaat.
“Suatu kebanggaan bagi kepala sekolah dan guru, apabila murid-murid kita bisa berhasil dan sukses. Manakala murid-murid kita sudah keluar dari sekolah, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan rasanya sakit untuk kepala sekolah dan juga guru,” ujarnya.
“Mudah-mudahan pemikiran dan mindset hati nurani kita masing-masing sama dalam konteks memberikan yang terbaik untuk kemajuan Kabupaten Bandung yang lebih Bedas lagi,” tuturnya. (Abah Abadi/*ist)